Rabu, 16 Mei 2012

BioKucing


TUGAS BEHAVIOR
KUCING




 
Kucing adalah hewan yang banyak digemari untuk dijadikan hewan piaraan karena kucing mempunyai kebiasaan yang dapat membuat orang terhibur. Kucing seringkali bermain dengan hal-hal yang menurutnya aneh, seperti bola yang menggelinding, tali yang bergerak-gerak, maupun ekornya sendiri.
Apabila kucing dipancing dengan sesuatu yang menurutnya aneh, ia akan menjadi penasaran dan memberikan respon. Respon ini dapat berupa cakaran, lemparan, ataupun dorangan. Kucing memberikan respon ini dengan bertujuan untuk mengamati apakah yang membuatnya penasaran itu mangsa atau bukan. Apabila itu adalah mangsa, maka ia akan memakannya, bila bukan kucing hanya akan memainkannya. Namun,  terkadang meski kucing tahu bahwa itu hanya mainan kucing tetap menggigitnya dan memperlakukan mainan itu seperti mangsanya.
 

 
                      Tubuh kucing tertutupi oleh bulu-bulu yang halus, dimana bulu ini terkait dengan syaraf pada kulit. Saat bulu kucing kotor, kucing akan merasa kurang nyaman pada tubuhnya, sehinggga kicing akan menjilati tubuhnya untuk membersihkannya. Bulu kucing juga dapat digunakan untuk patokan mengenai kondisi kucing. Jika bulu kucing mulai rontok, ada 2 kemungkinan terjadi pada kucing.
Pertama, kucing sakit. Kucing yang sedang sakit pada umumnya bulu-bulu yang ada pada tubuhnya akan menjadi rontok atau patah-patah, hal ini dikarenakan bulu-bulunya tidak mendapat nutrisi atau makanan dari dalam tubuh. Nutrisi yang seharusnya di salurkan ke bulu akan dialihkan ke bagian tubuh yang lain untuk menyembuhkan bagian yang sakit. Akibatnya bulu rontok karena kekurangan nutrisi.
Kedua, kucing ingin kawin. Rontok bulu pada saat ada hasrat untuk kawin biasanya terjadi pada kucing jantan. Hal ini terjadi karena pada saat kucing ingin kawin terjadi peningkatan hormon di dalam tubuh kucing yang menyebabkan bulu-bulu lamanya rontok. Namun, dalam waktu yang singkat, bulu-bulunya akan segera diganti dengan bulu-bulu yang baru sehingga penampilan si kucing ini lebih menarik. Dengan demikian kucing dapat dengan mudah mendapatkan pasangan untuk kawin.
Kucing pada bagin kakinya terdapat lima buah cakar yang disembunyikan dalam sarung kuku. Cakar kucing berbentuk seperti kerucut padat yang melengkung di bagin ujungnya dan sangat tajam. Struktur cakar kucing yang seperti ini sesuai dengan pola makan kucing yang memerlukan cakar yang kuat dan tajam untuk mencengkeram mangsanya, ujung cakar yang melengkung ditujukan untuk memperkuat cakar saat mangsa telah berada dalam cengkeraman kucing, sehingga mangsa tidak dapat lepas lagi. Tetapi ada beberapa jenis kucing yang dipelihara oleh manusia cakar yang dimiliki oleh kucing dipotong, hal ini bertujuan agar kucing tidak dapat melukai tuannya, dan tuannya pun lebih mudah untuk menjaga kebersihan kucingnya. Pemotongn cakar kucing ini tidak berpengaruh banyak pada kucing, karena kucing mendapat makanan dari tuannya sehingga ia tidak mencari makan lagi.
Selain cakar, pada bagian kaki juga terdapat bantalan kaki. Bantalan ini terdiri dari lima bulatan, bulatan pertama berada di tengah-tengah telapak kaki dan empat bulatan lainnya berada di sela-sela sarung kuku yang didalamnya terdapat cakar. Bantalan ini berfungsi sebagai peredam suara saat kucing berjalan agar musuh tidak menyadari kehadirang si kucing. Sehingga kucing dapat dengan mudah menangkap mangsanya dengan jarak yang dekat dan tepat sasaran.
Pada bagian kepala, kucing memiliki kumis yang panjang dan terletak hanya pada dua sisi mukanya di samping mulut. Kumis ini berfungsi untuk mengetahui apakah celah yang akan dilewati cukup atau tidah saat kucing akan menerobos suatu celah. Gigi kucing terdiri atas gigi seri, taring dan geraham yang masing-masing telah bermodifikasi menjadi gigi yang mirip dengan gigi taring. Gigi yang terdapat pada kucing ini digunakan untuk menyayat, memotong, ataupun menyobek makanan kucing yang sebagin besar adalah daging atau makanan yang liat. Telinganya yang dapat digerakkan dapat menangkap suara dengan jangkauan yang lebih luas, dan dengan struktur yang sedemikian rupa kucing dapat menangkap suara dengan frekuensi yang tinggi.
Kucing mempunyai suara yang berbeda-beda dengan kondisi yang berbeda pula. Dalam beberapa kejadian kucing dapat mempengaruhi tuannya untuk memberinya makan lebih banyak, membelainya, ataupun mengajak bermain. Kucing akan mengeluarkan suara ngeongan dangan perlahan untuk menarik simpati tuannya. Kucing piaraan ternyata dapat mengelabuhi manusia. Selama ini hewan kesayangan manusia itu memanfaatkan suara-suara memohon sehingga bisa memaksa pemilik untuk mendapatkan perhatian dan makanan. Siapa saja yang mendengar suara tersebut pasti akan iba terhadapnya. Suara yang dikeluarkan oleh kucing dapat diibaratkan dengan tangisan seorang bayi yang sedang menginginkan sesuatu dari orang disekitarnya. Kucing telah memanfaatkan sensitivitas manusia dengan mengeluarkan suara yang sulit diabaikan oleh manusia itu.



Jika kucing mengeong biasa saja, biasanya pemilik hanya mengusirnya dari tempat tidur. Namun, saat kucing mengeluarkan suara mengeong yang memelas itu, biasanya para pemilik akan bangun dari tempat tidur dan mengisi tempat makan kucing tersebut untuk menghentikannya. Saat kucing mengeluarkan suara yang memelas itu rata-rata orang akan langsung melakukan tindakan yang positif terhadap kucing tersebut.
Sesuai dengan kenyataan yang ada, dapat disimpulkan bahwa kucing memiliki kemampuan untuk mengatur suara yang dihasilkannya agar dikasihani. Ketika sekor hewan bersuara, pita suaranya akan bergetar dan menghasilkan ferkuensi tertentu dan menghasilan suara tergantung pada ukuran, panjang, dan tekanan pada pita suaranya. Kucing mampu mengeluarkan suara dengan frekuensi rendah dengan mengaktifkan otot pita suara mereka, dan menstimulasikan otot-otot tersebut untuk bergetar. Dengan kemampuan yang dimilikinya, kucing dapat mengeluarkan suara tangisan dengan nada tinggi, selain ngeongan biasa.



 
sarcoptes scabiei                 Banyak penyakit yang dapat hinggap pada kucing, diantaranya Scabies. Penyebab dari scabies adalah tungau (mange) dari ordo Acarina, yaitu Sarcoptes scabiei var. canis pada anjing, dan Sarcoptes scabiei var. felis pada kucing. Sedangkan, penyebab scabies pada manusia adalah Sarcoptes scabiei var. hominis. Antara Sarcoptes scabiei satu dengan yang lain memiliki struktur yang identik tetapi secara fisiologis berbeda. Oleh karena itu, Sarcoptes scabiei dapat berpidah dan hidup pada induk semang yang lain meskipun dengan susah payah. Sehingga scabies tergolong penyakit zoonosis, karena dapat menular dari manusia ke hewan atau sebaliknya.


 

Scabies merupakan penyakit kulit yang sering ditemukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan iklim tropis Indonesia sangat mendukung perkembangan agen penyebab scabies. Selain itu, kepekaan individu juga berpengaruh terhadap infestasi oleh agen. Kurang perhatian pemilik terhadap hewan dapat memicu terjadinya penyakit, misalnya hewan mengalami malnutrisi sehingga rentan terhadap penyakit atau pemilik kurang menjaga kebersihan hewan tersebut.
Banyak penyakit kulit pada kucing yang memiliki gejala yang mirip dengan scabies, diantaranya demodikosis, dermatitis allergica, eczema, ataupun infeksi jamur dan infeksi bakteri. Adanya rasa gatal disertai timbulnya lesi dan keropeng yang sulit untuk membedakan penyakit kulit satu dengan yang lainnya. Untuk menegakkan diagnosa, sebaiknya dilakukan kerokan kulit dan kemudian diperiksa dengan mikroskop.

Ada dua cara pengobatan yang dapat digunakan, antara lain:
  1. Injeksi. Obat ektoparasit yang biasa digunakan adalah avermectin, misalnya ivermectin secara subkutan (SC). Dosis yang dianjurkan adalah 1 ml untuk 15 – 20 kg berat badan dan diulang 10 -14 hari kemudian. Avermetin sebaiknya tidak diberikan pada anjing dengan umur yang terlalu muda, kurang dari 6 bulan dan ada beberapa anjing yang peka terhadap obat tersebut.
  2. Dipping, yaitu memandikan hewan dengan tujuan pengobatan. Obat yang sering digunakan adalah Amitraz. 1 ml amitraz 5 % dilarutkan dalam 100 ml air untuk memandiakan hewan terinfestasi ektoparasit, dan diulang tiap minggu selama beberapa minggu hingga hewan sembuh.

Kucing pada dasarnya adalah hewan yang sensitif terhadap perubahan lingkungannya, sehingga perlu diperhatikan tentang kebersihannya, kondisi tubuhnya, makanannya, dan lingkungan tempat biasa ia singgahi. Oleh karena itu kucing banyak dijadikan sebagai hewan piaraan manusia.



DAFTAR PUSTAKA

John,Charles.2008.Pet in People Life. Inggris:Universitas Susex

Ketrine,Marry.2009.Insting Hewan Piaraan(Edisi Revisi).Jakarta: Erlangga.

Maulana,Zendy.2006.Perlunya Perhatian Kesehatan pada Hewan Piaraan.Klaten:
Cempaka Putih.

McComb,Karen.Kecerdasan Kucing.Jurnal Curent Biologi. Diakses dari http://www.BBC.com, pada 24 Desember 2009.