Jumat, 20 Juli 2012

Makromolekul-BioSelMol

BAB I
PENDAHULUAN
Komponen sel makhluk hidup terdiri atas bermacam-macam molekul. Berdasarkan atas ukurannya, secara umum molekul yang ada di dalam sel makhluk hidup dibedakan atas dua kelompok, yaitu molekul kecil dan makromolekul. Molekul-molekul kecil mempunyai berat molekul kurang dari 1000, misalnya asam amino (leusin), nukleotida (ATP), dan monosakarida (glukosa). Makromolekul mempunyai berat yang sangat tinggi antara 104 sampai 1012, misalnya protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid.
Makromolekul mempunyai peranan khusus dan sangat penting bagi makhluk hidup. sifat-sifat genetic makhluk hidup tersimpan di dalam untaian DNA yang merupakan polimer nukleotida. Sebagian energi yang diperlukan oleh makhluk hidup tersimpan dalam molekul karbohidrat dan juga merupakan penyusun dinding sel tanaman dan jasad renik. Protein merupakan makromolekul yang mempunyai fungsi sangat penting, misalnya sebagai biokatalisator atau enzim, reaksi-reaksi fisiologis, sebagai bagian dari system pengaturan ekspresi genetic atau protein regulator, serta sebagai komponen penyusun sel.
Sel-sel makromolekul terbentuk melalui rangkaian molekul-molekul relatif kecil, membentuk suatu rantai yang dinamakan polimer. Molekul-molekul penyusun polimer harus merupakan sub unit yang sama atau menyerupai. Setiap molekul penyusun polimer dinamakan monomer.

BAB II
PEMBAHASAN
PROTEIN
Protein adalah molekul pembangun sel. Protein tidak memiliki bentuk dan struktur baku,karena sel paling sederhanapun memiliki kurang lebih 2.000 jenis protein yang berbeda. Sel tetap dapat melangsungkan kehidupan karena berfungsinya beragam protein yang berbeda ini secara sangat harmonis.
Protein terbuat dari molekul-molekul lebih kecil yang disebut "asam amino" yang terbentuk oleh beragam kombinasi berbeda dari atom karbon, nitrogen dan hidrogen. Terdapat 500-1.000 asam amino dalam sebuah protein berukuran rata-rata. Sejumlah protein berukuran jauh lebih besar.
Struktur Asam Amino

Asam Amino sebagai penyusun protein memiliki 1 atom c, yang mengikat gugus –COOH dan –NH2, serta mengikat 1 atom H, dan mempunyai 1 rantai samping yang bisa mengikat gugus atau atom lain.
Hal yang penting adalah bahwa asam-asam amino harus tersusun dalam urutan tertentu untuk membentuk sebuah protein. Terdapat 20 jenis asam amino berbeda yang menyusun makhluk hidup. Asam-asam amino ini tidak bergabung secara acak untuk membentuk protein. Setiap protein memiliki urutan asam amino tertentu dan urutan ini harus benar-benar tepat. Bahkan pengurangan atau penggantian satu asam amino saja mampu menjadikan protein tersebut gumpalan molekul tak berguna. Dengan alasan ini, setiap asam amino haruslah berada pada tempat yang benar dan urutan yang tepat. Urutan ini berdasarkan pada perintah yang disimpan dalam DNA sel, dan protein dihasilkan berdasarkan informasi yang terdapat dalam DNA tersebut.

Asam Amino berdasarkan gugus R-nya, dapat digolongkan menjadi:
a. Asam amino yang mempunyai gugus R bersifat hidrofobik (non polar)

b. Asam amino dengan gugus R polar tidak bermuatan

c. Asam amino dengan gugus R polar bermuatan positif
 
d. Asam amino dengan gugus R polar bermuatan negative


Struktur Protein

Protein memiliki empat struktur, yaitu:
1. Struktur Primer : asam amino tersusun dengan ikatan peptida, tipe gugus R pada rantai protein.
2. Struktur Sekunder : merupakan lipatan struktur primer, ikatan hidrogen menjadi stabilisasi utama.
3. Struktur Tersier : berbentuk bola, ikatan non kovalen menjadi stabilisasi utama (disamping ada ikatan H-, kovalen, ionik, dan disulfida).
4. Struktur Kuartener : merupakan protein globular, lebih kompleks daripada tersier (cenderung membelit atau melipat).

Protein dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu protein fungsional dan protein struktural.
Protein fungsional
Protein fungsional merupakan protein yang melakukan suatu fungsi tertentu dalam sel atau tubuh manusia.
Contoh protein fungsional yaitu sebagai sistem imunitas dan pengangkutan.
sel darah putih yang dapat memakan zat asing dan seldarah merah sebagai pengangkutan o2 tersusun atas protein

penyusun utama dari DNA atau RNAadalah protein, terutama protein Histon






Protein Struktural
Protein struktural merupakan protein yang digunakan untuk membangun suatu organela, sel, atau jaringan, sehingga dapat menjalankan fungsi sesuai dengan tempatnya.
Contoh perotein penyusun

Penyusun keratin (rambut) penyusun Aktin dan Miosin(otot)

Penyusun membran sel penyusun sel darah merah

Penyusun mikrotubulus
FUNGSI PROTEIN, BENTUK PROTEIN, DAN STRUKTUR PROTEIN
• Fungsi Protein
a. Enzim  Termasuk protein yang berperan dalam mempercepat laju reaksi tanpa mengalami perubahan dan tidak ikut bereaksi.
b. Protein Transpor  Melalui membran sel, protei transpor ini mengedarkan nutrien-nutrien khusus, misalnya glukosa dan asam amino. Protei transpor adalah protein yang berada di membran sel. Contohnya hemoglobin, mioglobin, transferin.
c. Protein bahan makanan  Misalnya protein putih telur yang tersimpan dalam ovalbumin, protein air susu yang tersimpan dalam kasein, semua itu merupakan sebagian protein yang tersimpan dalam bahan makanan.
d. Protein kontraktil  Sebagian protein berfungsi untuk kontraksi atau mengubah bentuk atau geraknya, contohnya aktin, miosin.
e. Protein struktur  Berdasar susunan pembentuk protein dapat berfungsi sebagai pelindung matrik untuk tulang dan jaringan pengikatnya memberikan bentuk dan struktur pada manusia.
f. Protei pertahanan  Berfungsi melindungi tubuh organisme dari luka maupun menjaga serangan dari organisme lain. Contohnya antibodi yang berperan sebagai penetralisir bakteri.
g. Protein regulator  Berfungsi untuk pengatur aktivitas metabolisme sel, contohnya pembentukan hormon.


KARBOHIDRAT

Salah satu makromolekul penyusun makhluk hidup yang penting adalah karbohidrat. Karbohidrat digolongkan menjadi beberapa kelompok, dari yang paling sederhana adalah monosakarida, selanjutnya disakarida yang mempunyai dua molekul monosakarida, serta polisakarida yang terbentuk dari banyak monosakarida.
A. Monosakarida
Rumus umum monosakarida adalah (CH2O)n. Terdapat dua golongan monosakarida yaitu aldosa dan ketosa. Monosakarida golongan aldosa memiliki gugus karbonil yang terletak pada ujung rantai karbon, jika gugus karbonil berada pada posisi lain, disebut ketosa. Golongan aldehida dapat membentuk struktur D dan L karena memiliki atom C asimetris, namun pada ketosa tidak memiliki atom C asimetris.



Tiga molekul monosakarida yang sering dijumpai dalam sel makhluk hidup adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Rumus struktur dari ketiga molekul tersebut adalah:



B. Disakarida
Disakarida adalah gula yang tersusun atas dua molekul monosakarida. Gula yang termasuk disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa.
1. Sukrosa
Disakarida yang paling banyak ditemukan dalam makhluk hidup adalah surosa. Fotosintesis di alam selain menghasilkan oksigen juga menghasilkan karbohidrat yang berupa sukrosa. Sukrosa tersusun dari dua molekul glukosa.

2. Laktosa
Laktosa adalah disakarida yang tersusun atas molekul glukosa dan galaktosa.


3. Maltosa
Disakarida yang tersusun atas molekul glukosa dan fruktosa adalah maltosa.



C. Polisakarida
Polisakarida merupakan gula yang tersusun atas banyak monosakarida. Contoh dari polisakarida adalah amilum, kitin, selulosa, dekstrin, dan glikogen.
1. Karbohidrat secara fungsional
a. Amilum
Amilum merupakan kombinasi 2 molekul polisakarida yang panjang, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa terdiri dari rantai D-glukosa yang panjang, tidak bercabang, digabung oleh ikatan α(14). Sedangkan amilopektin memiliki ikatan α(14) dan memiliki titik percabangan α(16).

Amilum pada tumbuhan berfungsi sebagai penyedia glukosa bagi tumbuhan itu. Tumbuhan menumpuk amilum sebagai granul atau butiran di dalam struktur seluler yang disebut plastis, termasuk kloroplas. Dengan cara mensintesis amilum, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa.

b. Glikogen
Glikogen merupakan cadangan karbohidrat utama pada sel hewan yang terbentuk dari polimer glukosa dengan ikatan glikosidik α(14) dan percabangan α(16), strukturnya sama dengan amilopektin namun strukturnya lebih kompak.

c. Glikoprotein
Glikoprotein adalah protein yang mengandung karbohidrat yang terikat secara kovalen, yang merupakan monosakarida tunggal atau oligosakarida yang relative pendek. Hampir semua protein pada permukaan sebelah luar adalah glikoprotein. Umumnya glikoprotein terletak di luar sel. Glikoprotein yang paling menonjol adalah protein anti beku dalam darah beberapa ikan Artika dan Antartika. Protein antibeku menurunkan titik beku air, nampaknya karena protein-protein ini menghambat pembentukan kristal es.

2. Karbohidrat secara struktural
Karbohidrat secara structural, yaitu karbohidrat sebagai penyusun membrane sel dan dinding sel.
a. Membrane Sel

Di dalam membrane sel, karbohidrat bergabung dengan protein membentuk glikoprotein dan karbohidrat bergabung dengan lipid membentuk glikolipid. Glikoprotein menempel pada protein perifer, sedangkan glikolipid berada pada sela-sela fosfolipid.
Fungsi karbohidrat pada membrane adalah sebagai reseptor, yaitu bisa mengenali lingkungan luar sel dan mendeteksi mana yang termasuk “kawan” dan “lawan”.

b. Dinding sel
Banyak polisakarida yang berfungsi sebagai unsur structural ekstraseluler pada dinding sel mikroorganisme bersel tunggal dan tumbuhan tingkat tinggi, serta pada permukaan sebelah luar sel hewan, yaitu sebagai komponen jaringan pengikat vertebrata dan eksoskeleton arthropoda.
1) Dinding sel tumbuhan tinggi
Polisakarida yang berperan sebagai unsure structural tumbuhan tinggi adalah selulosa. Selulosa memiliki bentuk seperti serabut, liat, dan tidak larut dalam air. Selulosa pada tumbuhan ditemukan di dinding sel tangkai, batang, dahan, dan semua bagian yang berkayu. Kayu tersusun atas selulosa dan senyawa polimer lain, sedangkan katun tersusun atas selulosa murni.
Selulosa terbentuk atas banyak ikatan glukosa. Strukturnya hampir mirip dengan amilum, bedanya pada amilum terdapat ikatan α (1  4), namun pada selulosa ikatan β (14) membentuk konformasi lebar dan mengelompok antar sisi menjadi serat yang tidak larut. Pada usus vertebrata, selulosa tidak dapat dicerna, kecuali pada rumania. Rayap dapat mencerna selulosa karena memiliki enzim selulase.


2) Diding sel jamur
Dinding sel jamur mengandung kitin.



3) Dinding sel kulit luar arthropoda
Karbohidrat yang digunakan arthropoda untuk membangun eksoskeleton adalah kitin. Eksoskeleton merupakan lapisan keras yang membungkus bagian lunak hewan. Kitin mirip seperti kulit, namun akan mengeras ketika dilapisi dengan kalsium karbonat.

N-asetil-D-glukosamin

4) Dinding sel bakteri
Dinding sel bakteri tersusun atas polisakarida yang panjang. Rantai polisakarida tersebut tersusun atas unit monosakarida N-asetil-D-glukosamin dan asam N-asetilmuramat secara bergantian dengan ikatan glikosidik β(14). Keseluruhan struktur bersilang yang mengelilingi sel disebut murein atau peptidoglikan (gabungan unsure peptide dan polisakarida).














Asam Nukleat

Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N).
Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya, perbedaan di antara kedua macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen gula pentosanya. Pada RNA gula pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami kehilangan satu atom O pada posisi C nomor 2’ sehingga dinamakan gula 2’-deoksiribosa.
Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-nya. Basa N, baik pada DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa cincin aromatik heterosiklik (mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu purin dan pirimidin. Basa purin mempunyai dua buah cincin (bisiklik), sedangkan basa pirimidin hanya mempunyai satu cincin (monosiklik). Pada DNA, dan juga RNA, purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G). Akan tetapi, untuk pirimidin ada perbedaan antara DNA dan RNA. Kalau pada DNA basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T), pada RNA tidak ada timin dan sebagai gantinya terdapat urasil (U). Timin berbeda dengan urasil hanya karena adanya gugus metil pada posisi nomor 5 sehingga timin dapat juga dikatakan sebagai 5-metilurasil.

Di antara ketiga komponen monomer asam nukleat tersebut di atas, hanya basa N-lah yang memungkinkan terjadinya variasi. Pada kenyataannya memang urutan (sekuens) basa N pada suatu molekul asam nukleat merupakan penentu bagi spesifisitasnya. Dengan perkataan lain, identifikasi asam nukleat dilakukan berdasarkan atas urutan basa N-nya sehingga secara skema kita bisa menggambarkan suatu molekul asam nukleat hanya dengan menuliskan urutan basanya saja.
Nukleosida dan nukleotida
Penomoran posisi atom C pada cincin gula dilakukan menggunakan tanda aksen (1’, 2’, dan seterusnya), sekedar untuk membedakannya dengan penomoran posisi pada cincin basa. Posisi 1’ pada gula akan berikatan dengan posisi 9 (N-9) pada basa purin atau posisi 1 (N-1) pada basa pirimidin melalui ikatan glikosidik atau glikosilik. Kompleks gula-basa ini dinamakan nukleosida.
Di atas telah disinggung bahwa asam nukleat tersusun dari monomer-monomer berupa nukleotida, yang masing-masing terdiri atas sebuah gugus fosfat, sebuah gula pentosa, dan sebuah basa N. Dengan demikian, setiap nukleotida pada asam nukleat dapat dilihat sebagai nukleosida monofosfat. Namun, pengertian nukleotida secara umum sebenarnya adalah nukleosida dengan sebuah atau lebih gugus fosfat. Sebagai contoh, molekul ATP (adenosin trifosfat) adalah nukleotida yang merupakan nukleosida dengan tiga gugus fosfat.
Jika gula pentosanya adalah ribosa seperti halnya pada RNA, maka nukleosidanya dapat berupa adenosin, guanosin, sitidin, dan uridin. Begitu pula, nukleotidanya akan ada empat macam, yaitu adenosin monofosfat, guanosin monofosfat, sitidin monofosfat, dan uridin monofosfat. Sementara itu, jika gula pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya pada DNA, maka (2’-deoksiribo)nukleosidanya terdiri atas deoksiadenosin, deoksiguanosin, deoksisitidin, dan deoksitimidin.
Struktur tangga berpilin (double helix) DNA
Dua orang ilmuwan, J.D.Watson dan F.H.C.Crick, mengajukan model struktur molekul DNA yang hingga kini sangat diyakini kebenarannya dan dijadikan dasar dalam berbagai teknik yang berkaitan dengan manipulasi DNA. Model tersebut dikenal sebagai tangga berplilin (double helix). Secara alami DNA pada umumnya mempunyai struktur molekul tangga berpilin ini.
Model tangga berpilin menggambarkan struktur molekul DNA sebagai dua rantai polinukleotida yang saling memilin membentuk spiral dengan arah pilinan ke kanan. Fosfat dan gula pada masing-masing rantai menghadap ke arah luar sumbu pilinan, sedangkan basa N menghadap ke arah dalam sumbu pilinan dengan susunan yang sangat khas sebagai pasangan – pasangan basa antara kedua rantai. Dalam hal ini, basa A pada satu rantai akan berpasangan dengan basa T pada rantai lainnya, sedangkan basa G berpasangan dengan basa C. Pasangan-pasangan basa ini dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang lemah (nonkovalen). Basa A dan T dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap dua, sedangkan basa G dan C dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap tiga. Adanya ikatan hidrogen tersebut menjadikan kedua rantai polinukleotida terikat satu sama lain dan saling komplementer. Artinya, begitu sekuens basa pada salah satu rantai diketahui, maka sekuens pada rantai yang lainnya dapat ditentukan.
Oleh karena basa bisiklik selalu berpasangan dengan basa monosiklik, maka jarak antara kedua rantai polinukleotida di sepanjang molekul DNA akan selalu tetap. Dengan perkataan lain, kedua rantai tersebut sejajar. Akan tetapi, jika rantai yang satu dibaca dari arah 5’ ke 3’, maka rantai pasangannya dibaca dari arah 3’ ke 5’. Jadi, kedua rantai tersebut sejajar tetapi berlawanan arah (antiparalel).

Modifikasi struktur molekul RNA
Tidak seperti DNA, molekul RNA pada umumnya berupa untai tunggal sehingga tidak memiliki struktur tangga berpilin. Namun, modifikasi struktur juga terjadi akibat terbentuknya ikatan hidrogen di dalam untai tunggal itu sendiri (intramolekuler).
Dengan adanya modifikasi struktur molekul RNA, kita mengenal tiga macam RNA, yaitu RNA duta atau messenger RNA (mRNA), RNA pemindah atau transfer RNA (tRNA), dan RNA ribosomal (rRNA). Struktur mRNA dikatakan sebagai struktur primer, sedangkan struktur tRNA dan rRNA dikatakan sebagai struktur sekunder. Perbedaan di antara ketiga struktur molekul RNA tersebut berkaitan dengan perbedaan fungsinya masing-masing.















LIPID

Lipid merupakan senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform, benzol atau eter.
Lipid disimpan didalam tubuh dalam bentuk trigliserida
Struktur molekulnya kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-)sehingga lemak mempunyai sifat hydrophob.
Fungsi Lipid
• Penyimpan energi
• Transportasi metabolik sumber energi
• Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses pemberian signal signal transducing
• Struktur dasar atau komponen utama membran semua jenis sel.
• Pelindung organ tubuh dan Alat angkut vitamin larut lemak
• Pembentukan sel dan Sumber asam lemak esensial

Lipid berdasarkan Struktur
• Lipid dengan rantai hidrokarbon terbuka.
asam lemak, TAG, spingolipid, fosfoasilgliserol, glikolipid
• Lipid dengan rantai hidorkarbon siklis
steroid (kolesterol)










Klasifikasi Lipid berdasarkan kelas dari lemak
Lipid Fungsi primer Contoh
Asam lemak
Sumber energi, biologis prekursor Asam palmitin, asam olein, asam linol

Gliserida
Penyimpan energi Trigliserida

Fosfogliserida
Komponen dari membran Fosfatidylcholin, Fosfatidylserin,Fosfatidyletanolamin

Badan Keton
Sumber energie Aceton, Acetoacetat, ß Hidroxibutyrat

Sfingolipid
Komponen dari membran Sfingomyelin(Ceramid) danGlikosfingolipid(Cerebrosid, Globosid)

Eicosanoida
Modulator proses fisiologis Prostaglandin, Thromboxan, Leukotriene,HPETE

Cholesterin
Komponen dari membran Cholesterin, Cholesterinester

Hormon steroid
Modulator proses fisiologis Aldosteron, Cortisol, Androgen







PENGGOLONGAN LIPID
A. Lipid Sederhana
a. Trigliserida
Trigliserida (atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida) adalah
sebuah gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak.

b. Lilin
Lilin adalah senyawa yang terbentuk dari ester asam lemak dengan alkohol bukan gliserol. Pada umumnya asam lemaknya adalah palmitat dan alkoholnya mempunyai atom C sebanyak 26-34. contohnya adalah mirisil palmitat. (Suharsono Martoharsono, 53).
Pada umunya malam merupakan ester asam lemah dengan alkohol allifatik bermolekul besar, dan asamnya mempunyai jumlah karbon berkisar antara C25 sampai C35. (Purwo Arbianto, 54)
Jika melihat definisi ini maka dapat dikatakan bahwa proses terjadinya lilin adalah merupakan suatu proses esterifikasi antara asam lemak dan alkohol berantai panjang.


B. Lipid Kompleks
Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. (Heru Santoso Wahito Nugroho, www.heruswn.weebly.com )
Jika melihat definisi ini maka lipid kompleks dapat dikelompokan menjadi:
a. Fosfolid
fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat


b. Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan
gula tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida


c. Lipoprotein
Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya.
Ada beberapa jenis lipoprotein, antara lain:
1) Kilomikron
2) VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
3) IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
4) LDL (Low Density Lipoprotein)
5) HDL (High Density Lipoprotein)
Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara:
1) Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang masuk ke dalam darah
2) Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam darah

C. Turunan Lipid (Derivat Lipid)
Derivat lipid adalah seemua senyawa yang dihasilkan pada hidrolisis lipid sederhana dan lipid majemuk yang masih mempunyai sifat-sifat seperti lemak.
Sehingga derivat lipid dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Asam lemak
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus
umum dari asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH

b. Terpen
Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Senyawa dasar terpen merupakan satuan C5 disebut isoprena.



c. Steroid
Suatu steroid adalah senyawa yang mengandung system cincin berikut yaitu tiga cincin 6 dan 1 cincin 5. Steroid yang banyak terdapat dalam kehidupan adalah sterol, suatu alkohol yang berintikan perhidroksisiklopentano fenantren. Contohnya adalah kolesterol yang banyak terdapat dalam otak, system saraf, membrane dan lain-lain. Dalam tanaman terdapat fitosterol, misalnya stigmasterol dan sitostrol. Mikosterol adalah sterol yang terdapat dalam jamur dan ragi misalnya elgosterol yang merupakan bahan baku vitamin D.
Contoh dari steroid

Berapa steroid penting :
1.kolesterol
2. hormone seks
3.asam-asamempedu
4. kortison

FOSFOLIPID
Fosfolipid merupakan golongan senyawa lipid dan merupakan bagian dari membran sel makhluk hidup bersama dengan protein, glikolipid, dan gliserol.
Fosfolipid terdiri atas empat komponen:
• Asam lemak
• Gugus fosfat
• Alkohol yang mengandung nitrogen, dan
• Suatu kerangka ( gliserol dan 2 gugus asil)
Fungsi Fosfolipid yaitu bahan penyusun membran sel , sebagaisurfaktan paru-paru yang mencegah perlekatan dinding alveoli paru-paru sewaktu ekspirasi.


Kelompok molekul polar di perlihatkan dengan warna merah. Gugus hidrofobik diperlihatkan dengan warna biru.

BAB III
KESIMPULAN

1. Komponen sel makhluk hidup terdiri atas bermacam-macam molekul. Berdasarkan atas ukurannya, secara umum molekul yang ada di dalam sel makhluk hidup dibedakan atas dua kelompok, yaitu molekul kecil dan makromolekul. Makromolekul mempunyai peranan khusus dan sangat penting bagi makhluk hidup misalnya protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid.
2. Protein adalah molekul pembangun sel. Protein terbuat dari molekul-molekul lebih kecil yang disebut "asam amino" yang terbentuk oleh beragam kombinasi berbeda dari atom karbon, nitrogen dan hidrogen.Protein fungsional contohnya sebagai sistem imunitas dan pengangkutan.Protein struktural contohnya sebagaipenyusun utama dari DNA atau RNAadalah protein, terutama protein Histon.
3. Karbohidrat memiliki struktur dan fungsi. Secara fungsional contoh karbohidratnya adalah amilum dan glikogen, sedangkan secara struktural, contoh karbohidratnya adalah penyusun membran sel dan dinding sel, yaitu kitin, selulosa, glikolipid, dan glikoprotein. Karbohidrat memiliki fungsi sebagai reseptor, perekat, dan anti beku.
4. Lipid digolongkan menjadi lipid sederhana, lipid kompleks, dan derivat lipid. Lipid berfungsi pada membran sel sebagai fospolipid. Dalam membran juga terdapat kolesterol (salah satu contoh dari steroid).
5. Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat terdiri dari DNA dan RNA. Yang membedakan keduanya adalah gula pentosanya, pada DNA adalah deoksiribosa dan pada RNA adalah ribose. DNA memiliki ikatan double helix dan RNA single helix.



DAFTAR PUSTAKA

Fressenden, Ralp J dan Fressenden Joan S. Kimia Organik. 1999. Jakarta: Erlangga.
Lehninger, Aloert. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Murray, Robert K. 2006. Biokimia Harper. Jakarta: EGC.
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: F. MIPA UNY.
Yuwono, Triwibowo. 2002. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga.
http://www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/BIOBK/BioBookCELL2.html
http://www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/BIOBK/BioBookglossT.html#transfer%20RNAs%20%28tRNAs%29
http://www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/BIOBK/BioBookglossT.html#transfer%20RNAs%20%28tRNAs%29

Penyerbukan di Alam

Penyerbukan merupakan pengangkuran serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke kepala putik (pistillum)
Pola variasi genetik di alam sangat ditentuk pentian oleh mekanisme penyerbukan pada tanaman. Dalam hal ini sangat penting untuk memahami fungsi tanaman sebagai bagian dari populasi sebagai suatu sistem ekologis yang lebih kompleks.
Maksud dari manajemen populasi adalah untuk memastikan bahwa transfer tepung sari dari genotif yang dibutuhksn telah mencukupi untuk dapat memproduksi biji dalam kualitas dan kuantitas yang optimal.

Macam penyerbukan di alam:
Penyerbukan tertutup (kleistogami)
Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama. Dapat ddisebabkan oleh :
·      Putik dan serbuk sari masak sebelum terjadinya anthesis (bunga mekar)
Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar), misalnya pada bunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia Papilionaceae
Penyerbukan terbuka (kasmogami)
Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar)

Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi :
a.    Autogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama
b.    Geitonogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yg berbeda, dalam pohon yg sama
c.    Allogamie (Silang): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg sejenis
d.    Xenogamie (asing): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg tidak sejenis

Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka :
a.    Dikogami
Putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak bersamaan.
·      Protandri : benang sari lebih dahulu masak daripada putik
·      Protogini : putik lebih dahulu masak daripada benang sari
b.    Herkogami
     Bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi. Misal  Panili yang memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum).
c.    Heterostili
     Bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari (filamentum) yg tidak sama panjangnya
·      tangkai putik pendek (microstylus) dan tangkai sari panjang
·      tangkai putik panjang (macrostylus) dan tangkai sari pendek
d.    Tipe bunga yang penyerbukannya membutuhkan bantuan agen pembantu penyerbukan (pollinator); meliputi:
§  Anemofili (bunga yang penyerbukannya dibantu oleh angin)
§  Entomofili (bunga yang penyerbukannya dibantu oleh serangga)
§  Ornitofili (bunga yang penyerbukannya dibantu oleh burung) 
§ Kiropterofili (bunga yang penyerbukannya dibantu oleh kelelawar)

 
Proses penyerbukan biasanya membutuhkan bantuan agen atau vektor untuk menjamin terjadinya transfer (perpindahan) tepung sari menuju ke kepala putik. Dari jenisnya, agen tersebut dapat dibedakan menjadi :
·      Agen Biotik 
     Penyerbukan dengan bantuan agen biotik biasanya terjadi di daerah tropis. Contoh agen biotik : serangga, kelelawar, burung
·      Agen Abiotik
     Penyerbukan dengan bantuan agen abiotik biasa terjadi di daerah temperate. Contoh agen abiotik : angin, air

Pada penyerbukan biotik, proses penyerbukan merupakan resultan dari serangkaian interaksi yang telah terbentuk antara tanaman berbunga dan pollinatornya, yang dikondisikan oleh lingkungan menjelang dan selama anthesis. Dengan demikian, keberhasilan penyerbukan mensyaratkan adanya kemampuan dari pollinator untuk membangun sejumlah interaksi dengan tanaman berbunga yang dapat mengakibatkan terjadinya transfer tepung sari.
Menurut Ghazoul (1997), pengunjung bunga (flower visitor) dapat diduga sebagai agen pembantu penyerbukan (pollinator) jika organisme tersebut dapat memastikan terjadinya transfer tepung sari pada kepala putik. Sehubungan dengan itu, Griffin dan Sedgley (1989) mengajukan sejumlah kriteria pollinator efektif yaitu :
§  mengadakan kunjungan yang tetap pada bunga saat tepung sari masak dan putik reseptif,
§  melakukan aktivitas pada kisaran kondisi cuaca/iklim yang sama dengan saat terjadinya musim bunga,
§  mengunjungi banyak bunga pada banyak pohon dalam satu populasi,
§  membawa muatan tepung sari yang mencukupi,
§  membuat kontak yang kontinu dengan kepala putik, dengan cara yang dapat mengakibatkan terjadinya penyerbukan,
§  ada dalam jumlah yang mencukupi.
Pada penyerbukan biotik, tanaman harus membangun sejumlah interaksi dengan agennya untuk menjamin terjadinya kunjungan yang kontinu, yang berakibat pada terjadinya transfer tepung sari. Sehubungan dengan keharusannya untuk menarik agen pembantu penyerbukan, bunga memproduksi atraktan.
 
Atraktan adalah material yang disediakan oleh bunga untuk menjalin interaksi yang kontinu dengan pollinator-nya.

Atraktan primer
Berupa substansi/materi yang disediakan oleh tanaman untuk memperoleh kunjungan yang kontinu dari pollinator-nya. Atraktan primer dapat berupa :
  • Sumber energi (makanan): biasanya dalam bentuk nektar dan pollen
Tiap-tiap jenis pollinator hanya dapat mengambil nektar pada volume dan konsentrasi tertentu
  • Tempat membangun sarang
Contoh : Blastophagus psenes, sejenis tawon dari ordo Hymenoptera membangun sarangnya di dalam buah muda Ficus carica. Ketika akan bertelur, serangga betina memasuki bunga sehingga tepung sari yang menempel di tubuhnya jatuh pada kepala putik.
  • Tempat melakukan perkawinan
Contoh : nangka (Arthocarpus heterophyllus) dan cocoa (Theobroma cacao) merupakan sarang bagi sejenis lalat (ordo Diptera)
 
Atraktan Sekunder
Adalah efek-efek tertentu yang ditampilkan oleh bunga untuk mengusahakan agar eksistensinya dapat diketahui oleh pollinator-nya. Atraktan sekunder dapat berupa :
§   Warna bunga
       Tiap-tiap jenis pollinator hanya dapat menangkap spektrum warna tertentu.
       Lebih berperan untuk menarik diurnal pollinator (pollinator yang aktif pada siang hari)
§   Ukuran dan bentuk bunga
Ukuran dan bentuk bunga berhubungan dengan struktur tubuh dan tipe mulut agen penyerbuk.
§   Bau bunga
       Lebih berperan untuk menarik nocturnal pollinator (pollinator yang aktif pada malam hari)

 

Tipe pollinator tertentu akan mengunjungi bunga dengan tipe tertentu pula


Jenis pollinator
Bentuk bunga
Organ sexual bunga
Warna
Bau
Atraktan primer
Lebah (Hymenoptera)
Zygomorphic,
semi-tertutup
Tersembunyi
Kuning, biru cerah
Segar, tidak menyengat
Pollen,nektar
Kumbang (Coleoptera)
Dish, bowl
Exposed
Cream, hijau buram, coklat, putih keruh
Kuat, menyengat
Pollen, nektar
Kupu-kupu (Lepidoptera)


Merah, kuning, biru, pink


Moths
(Lepidoptera)
Horizontal, mekar malam hari
Exposed
Putih, pink
Berbau manis dan menyengat
Nektar
Lalat
(Diptera)
Dish, bowl
Exposed
Warna pucat & buram spt Coklat, ungu

Nektar
Kelelawar

Besar, bertangkai kuat, brush
Exposed
Cream, hijau buram, ungu
Menyengat, terutama pada malam hari
Nektar, pollen
Burung
Tabung atau tergantung, mekar siang hari
Exposed
Merah, warna-warna cerah dan menyolok

Nektar