Sabtu, 18 Mei 2013

That Day at The Window



Ketika kita menjadi anak-anak, kita akan bertemu dengan orang lain….
Ketika kita mengenalnya, dan mulai berbicara dengannya, kita akan menjadi temannya.
Dalam hidup ini kita tidak pernah ditakdirkan untuk sendiri, bahkan mulai kita dilahirkan di dunia ini. Pada mulanya, kita dilahirkan di sebuah keluarga, dengan ayah dan ibu yang menyayangi kita. Kehadiran kita di keluarga begitu disambut, kita dibelai dengan lembut, dan diberikan segala sesuatu yang terbaik untuk kita, yang tidak dinilai berdasarkan nominal, rupa, ataupun ukuran. Namun, yang telah diberikan untuk kita merupakan wujud kasih dan sayang dari orang tua kita, dan itu merupakan tanda bahwa keluarga kita peduli dengan kita.
Saat kita menjadi temannya, kita akan mengenalnya lebih dekat….
Kita akan mengenal dirinya, kesehariannya, dan hal yang nampak pada umumnya, seiring dengan berjalannya waktu, semakin jelas kita melihat teman kita…
Waktu…
Ia akan menampakkan apa yang tersembunyi dalam diri seorang teman, mengenai kesukaannya, ketidak sukaannya, ketakutannya akan sesuatu, masa lalu, impiannya, dan hal kecil yang sering tidak muncul ketika kita mulai mengenalnya.
Saat itu kita akan dihadapkan pada dua pilihan, tetap menjadi temannya, atau pergi darinya…
Jika kita memilih pergi darinya karena beberapa perbedaan kita akan merugi, kita tidak akan mendapat kesempatan untuk berbagi pikiran dengannya, kita tidak lagi dapat saling mengenal hal baru diluar diri kita, dan kita hanya akan mengenal diri kita dan apa yang melekat pada kita..
Jika kita lebih memilih kesamaan, kita akan kehilangan arah..
Karena kita hanya melihat diri kita, kita hanya akan dikelilingi oleh hal-hal yang kita inginkan, dan kita akan selalu menghilangkan apa yang tidak kita senangi, membuang jauh yang kita benci..
Maka kita hanya akan mendapati diri kita sendiri, meskipun kita pada mulanya tidak sendiri. Akankah terdapat kehidupan dalam diri kita jika kita hanya memiliki apa yang kita ingini ?
Teman……
Siapapun dia, bagaimanapu dia, kita memerlukannya…
Untuk hidup, untuk warna, untuk senyuman, dan untuk air mata….
Seandainya kita dapat menerima teman, dan kita dapat memahaminya apa adanya, kita akan dihadapkan pula pada dua pilihan…
Stop sampai disini sebagai teman,
atau
Next untuk menjadi sahabat….
Sahabat……
Demikian mudah untuk diucapkan, dan mudah pula untuk didengar, namun begitu rumit dan sulit untuk menjadi sahabat.
Sahabat adalah seseorang yang selalu menemani kita, teman untuk berbagi cerita, teman untuk berbagi senyuman, air mata, teman yang ada dalam sepenggal perjalanan hidup kita..
Ketika seorang sahabat menangis, kita tidak boleh mengangis, kita harus tetap tegar untuknya dan tetap tersenyum untuk membahagiakannya..
Ketika sahabat kita bahagia, kita tidak boleh menangis, kita harus ikut bahagia dengannya, dan memberinya selamat atas kebahagiaannya saat itu, serta mendo’akan kebahagiaannya agar selalu hadir.
Sampai hari ini aku melihat beberapa orang yang mengatakan “aku dan dia bersahabat” namun pada akhirnya mereka tetap berpisah seolah-olah mereka hanyalah teman yang tidak pernah menjadi teman yang dekat. Apakah sahabat semudah itu melepaskan ikatan pertemanan yang erat ?.. sering kali kita melihat setitik noda hitam diatas kertas yang putih tanpa kita menyadari warna putih kertas yang begitu banyak. Demikian halnya dengan sesorang, ia akan melihat kesalahan dari seseorang meski hanya sedikit dan sebenarnya tak sebanding dengan kebaikan yang telah diberikan. Seorang sahabat akan berbaik hati untuk bersikap baik pada lainnya, mengingatkan jika perbuatannya menyimpang atau melukai orang lain, membicarakan hal yang baik, menutupi aib, jujur didepan dan apa adanya. Namun, benarkah jika persahabatan dapat selesai begitu saja hanya karena kesalahan yang hanya sekali terjadi, bahkan tidak sebanding dengan kebaikan yang telah ia berikan…
Sahabat seharusnya tidak saling menyakiti, tidak membohongi,  tidak menusuk dari belakang, dan tidak akan pernah menjadi sandungan bagi jalan sahabatnya. Jika seorang sahabat telah menyakiti, membohongi, bahkan menusuk dari belakang sahabatnya, apakah itu dapat diktakan sebagai sahabat ? seandainya memang ada sesuatu yang harus disembunyikan, sebaiknya seorang sahabat mengatakan bahwa ada yang ia sembunyikan dan tidak perlu diketahui, maka tidak akan ada saling curiga…
Jenuh…..
Jika memang kejenuhan menjadi sesuatu yang membuat kerusakan dalam tali persahabatan, kenapa tali itu tidak dilonggarkan, dan untuk sejenak kita benar-benar sendiri, karena dengan sendiri kita dapat merefleksikan diri dan introspeksi atas apa yang telah kita lakukan.
Seiring bejalannya waktu, dikala perpisahan telah hadir, semua yang telah lalu akan menjadi sesuatu yang manis, dan akan menjadi memori yang indah meski pahit yang dilalui. Perpisahan mungkin memang seharusnya datang, dan sahabat akan saling merangkul untuk terakhir kalinya, perpisahan yang mungkin terjadi karena waktu, dan sahabat manapun yang menghadapinya akan bersedih, karena semua cerita mengenai persahabatan akan sulit dilakukan lagi.
Perpisahan karena jarak, waktu, dan tempat….

Kamis, 04 April 2013

UPN SL

LAPORAN STUDI LAPANGAN  UPN
(GEOLOGI)
PENGERTAN DASAR EVOLUSI
Dalam Ruang Lingkup lmu Geologi yaitu perkembangan benda atau material maupun organisme, dari suatu bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih lanjut
Pembentukan Bumi
         Reief permukaan bumimuncul karena terjadi tubrukan meteor dari luar angkasa. Kemunculan air pertama kali di bumi disebabkan oleh jatuhnya meteor es yang jatuh ke bumi, membuat bumi jenuh dengan air, kemudian terjadi siklus hidrogen dan saat itulah muncu kehidupan baru. Karena Aktivitas vulkanis dan pergeseran lempeng bumi, maka terjad pemisahan wilayah-wilayah di permukaan bumi, sehingga terbentuk benua. Lapisan yang bergeser terdri dari : Lapisan geser ke atas, lapisan geser ke dalam.

Teori Apungan Benua (menurut Alfred Wagenner, 1779)
Kerak bumi / litosfera terpecah pecah dan bergerak mencari keseimbangan. lempeng benua SIAL mengapung diatas lempengan SIMA. Teori ini dalam Geologi sudah tidak dpakai
 karena tidak bisa menjeaskan berbagai proses geologi maupun industri yang berkaitan dengan ilmu kebumian.

KONSEP LEMPENG TEKTONIK
Kerak bumi terpecah pecah menjadi lempeng lithosfera (plate tectonic) (6 lempeng tektonik besar bersifat samudera dan benua, lebih dari 5 lempeng tektonik kecil/micro plate), bergerak satu terhadap lainya di atas zona Astenosfera karena adanya arus koveksi pada zone astenosfera. Bisa menjelaskan berbagai proses geologi dan magmatis maupun yg berkaitan dengan dunia industri ilmu kebumian, disebut Teori Dunia Baru atau Lempeng Tektonik (Plate Tectonic)
Evolusi Kepulauan Indonesia Sejak 50 Juta Tahun Yang Lalu 
Hasil pertemuan (konvergensi) antar dua lempeng tektonik yang berbeda sifat (sifat samudera dan sifat benua):
 1. Lempeng samudera yang mempunyai densitas lebih besar dibandingkan dengan lempeng benua, menunjam / menyusup ke bawah lempeng benua.
 2. Dari hasil penunjaman tersebut menghasilkan deretan / busur kepulauan dengan deretan gunungapi aktif. Indonesia adalah merupakan busur kepulauan dengan deretan 128 gunungapi aktif.
3. Deretan kepualauan tersebut mempunyai relief (topografi) yang sanat bervariasi dengan beda ketinggian yang sangat mencolok
 4. Efek dari topografi yang demikian tadi sangat memungkinkan sekali terjadinya iklim lokal yang sangat bervariatif.
 5. Sebagai dampak positif dari intensitas magmatis pada busur kepulauan tersebutรจbanyak menghasikan endapanendapan bahan galian logam berharga dan penyebaran yang berpola.
 6. Di sepanjang jalur penunjaman lempeng samudera di bawah lempeng benua adalah merupakan tempat kedudukan pusatpusat gempa bumi (hiposentra) dangkalsedang sampai dalam. Maka apabila diproyeksikan ke permukaan akan menghasilkan gambaran peyebaran pusatpusat gempa bumi (episentra) di wilayah tesebut
ppt lihat di :http://www.4shared.com/file/ZDvjdj8C/prenentasi_upn.html

Studi Lapangan Museum Bioantropolg dan Paleontolgi UGM



LAPORAN STUDI LAPANGAN KE MUSEUM BIOANTROPOLOGI DAN PALEOANTROPOLOGI



Kelompok 3:
Urla Tri Wulanzani                  09304244001
Dewi Hartanti                         09304244003
Faisal Nugroho                        09304244012
Hanifatun Nafisah                  09304244033
Nurul Fajar Istiqomah             09304244040
Pendidikan Biologi Swadana


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

LAPORAN STUDI LAPANGAN KE MUSEUM BIOANTROPOLOGI DAN PALEOANTROPOLOGI
A.    Pendahuluan
Museum dari laboratoriun Paleoantropologi dan Bioantropologi pada dasarnya ingin membantu para pengunjung untuk mengenal manusia lebih jauh dan lebih dalam. Siapa manusia itu sebenarnya, apa, mengapa, bagaimana, kapan manusia hadir sebagai apa dan sebagainya. Untuk mengenalnya tentu saja dengan dasar-dasar pengetahuan, maka tidak mungkin tidak hanya mempelajari dan mengenal diri kita saja tanpa mengenal sesuatu yang berada disekeliling kita. 3 faktor utama yang akan disajikan di museum : lingkungan, budaya, dan manusia.

B.     Evolusi Lingkungan
{  Asal-usul Bumi
Berdasarkan analisa geologis bumi terjadi sekitar 3-5 Milyar Tahun yang lalu, kemudian terbentuk kerak-kerak bumi, lautan, dataran, gunung berapi, dsb. Suhu bumi pada awal terbentuknya masih panas sehingga tidak memugkinkan adanya mahkluk hidup. Setelah itu terbentuk atmosfir bumi yang masih primitive atau sederhana yang tersusun atas metana, ammonia, karbondioksida, karbonmonoksida, hydrogen dan nitrogen. Hydrogen terdapat dipermukaan bumi karena akibat terjadi pengeluaran gas silikat, serta naiknya magma yang keluar dari bumi sebagai aktivitas vulkanis dan embrio air keluar dari permukaan. Dengan demikian, volume air akan terus bertambah seiring massa geologis. Benua dan cekungan laut timbul karena adanya kondensasi partikel padat pada medium gas, elemen radioaktif yang tersebar luas pada batu silikat, pemisahan material yang lbih ringan dan besi, pembentukan pulau, vulkanisme, pembentukan lautan sampai pembentukan benua yang luas.

{  Evolusi Kehidupan
Kehidupan paling sederhana dimulai dari dalam air berupa hewan laut dari periode Cambria (570juta tahun yang lalu). Kemudian disusul dengan ganggang dan lumut sebagai wakil dari tumbuhan.  Kehidupan tingkat lebih lanjut berupa ikan dari periode Devon (sekitar 400juta tahun yang lalu) yang kemudian berkembangan menjadi ampibia, reptilian, aves(sebangsa burung atau unggas), dan dari tumbuh-tumbuhan mulai muncul jenis paku-pakuan dan padi-padian. Mamalia muncul paling akhir yang diawali dari periode Tertier (sekitar 65juta tahun yang lalu) tumbuhan yang mulai muncul adalah tanaman bersemak, berserat, dan berbunga. Evolusi kehidupan tidak terjadi secara progresif melainkan terjadi perubahan-perubahan secara bertahap melalui ruang dan waktu dari bentuk sederhana menjadi kompleks yang terdapat faktor seleksi alam, genetika dan prosesnya tidak dapat balik.
Pembagian skala waktu berdasarkan catatan kehidupan ada 2 eon :
1.      Eon Cryptozoic (3 M – 600 juta tahun yang lalu).
2.      Eon Phanerozoic, memiliki kehidupan yang khas dan dominan yang dibagi menjadi :
a.       Era Paleozoic (7 periode).
b.      Era Mesozoic ( 3 periode).
c.       Era Cenozoic ( 6 epoch).
Tabel Skala waktu geologis dan pertanggalan peristiwa penting
Era
Periode
Epoch
Dates (BP)
Life Record

Eon Phanerozoik
Cenozoik
Quartery


Tertiary





Cretaceus
Jurasic
Triassic
Permian

Pennsylvanian
Mississippian


Devonian
Silurian
Ordovician
Cambrian
Holocene
Pleistocene



Pithecanthropus


Pliocene
Miocene
Oligocene
Eocene
Paleocene

1 juta
13 juta
25 juta
36 juta
58 juta

65 juta
135 juta
180 juta


230 juta
280 juta


350 juta
405 juta
425 juta
500 juta
600 juta (?)
Australopithecus (4,5 jt)
Monyet, kera (30 jt) Mammalia

Mammalia I (125 jt), reptilian vertebrata I (200 jt)




Hewan darat I , 300 jt), ikan tumbuhan darat (400 jt)
Trilobian fossil tertua 

Mezozoik






Paleozoik


Eon Cryptozoik (4,5 M- 300 juta )
Proteozoik era
Archeozoik era
Fungi



Algae mikro, blue green algae, very primitive










-          Pada era Paleozoic permukaan bumi ditutupi lautan dalam dan dangkal

{  Evolusi Mammalia
Mammalia muncul pada era Cenozoik, disebut sebagai The Age of Mammals. Pada era ini terdapat dua bagian yang sangat berpengaruh, yaitu Coenozoik Era dan Eocene Epoch. Eocene Era, evolusi mammallia memiliki kecenderungan mengalami pertambahan ukuran, terjadi spesiasi pada otak dan gigi, spesiasi pada kaki dan tungkai dari Perissodactyla kuku ganjil (3,1) dan Artiodactila kuku genap (4,2).
Pada Eocene Epoch merupakan awal munculnya nenek moyang kuda, rhinoceros, unta, serta mammalian modern lainnya. Ketika Epoch ini berlangsung, terjadi evolusi permulaan pada kuda urutannya :
·         Eochippus (Eocene)
·         Mesohippus (Oligocene)
·         Miohippus (Oligocene)
·         Merychippus (Miocene)
·         Pliohippus (Pliocene)
·         Equus (Pleistocene)
·         Equus (Recent)
Selain kuda, pada epoch ini Rhinocheros muncul pertama kali, dan melimpah jumlahnya pada masa Oligocene, ada 3 kelompok yaitu : true Rhinocheroses ; running Rhinocerosis ; amphibious Rhinoceroses. Bovid yang muncul sebangsa kambing, sapi, domba, bison, dan antelop. Selain itu, gajah mengalami spesiasi pada hidung dan bibir atas membentuk proboscis. Ancestor I gajah pertama kali ditemukan di Afrika Utara, urutannya : Moeritherium (diperkirakan hidup pada Eocene akhir atau Oligocene Awal), Phiomia, Mastodon, Mammut americanus, Stegodont, Elephas.

{  Evolusi Primates
Menurut Mivart, 1836 devinisi ordo primate adalah : unguiculata, mammalian berasal dari claviculata, dengan orbit membulat bertulang; mempunyai 3 macam gigi; otak selalu dengan lobus posteriors dan fisura calcarina; jari-jari paling dalam dari setidaknya sepasang ekstremitasnya opposable; hallux dengan kuku datar atau tidak; caecum berkembang baik; penis pendulous; testis scrotal; selalu memiliki 2 kelanjar mammae pectoral.
Menurut LeGros Clark, 1959, ordo primate sebagai kelompok alami mammal mempunyai ciri kecenderungan evolusioner :
a.       Pemeliharaan struktur umum alat gerak
b.      Mobilitas jari-jari, terutama ibu jari dan empu kaki
c.       Penggantian cakar dengan kuku
d.      Pemendekan progresif moncong atau hidung
e.       Perluasan apparatus visualis, penglihatan binokuler
f.       Reduksi indera pencium atau pembau
g.      Modifikasi gigi termasuk perkembangan pola cuspes sederhana pada gigi molar
h.      Perluasan otakterutama korteks serebral
i.        Menyediakan makanan fetus selama kehamilan
Dengan demikian, cirri umum Primates :
-          Menggenggam
-          Jari – jari berkuku
-          Oposabilitas
-          Kedua mata menghadap ke depan
-          Mengenali warna
-          Kepala lebih membulat karena viscerocranium lebih mundur
-          Otot muka lebih mobil
-          Spesialisasi gigi yang khas
-          Otak relative lebih besar
-          Postur semi erectus, bipedal atau quadrupedal
-          Kelenjar mammae 2
-          Clavicula lebar
-          Ciri fisiologis dan ciri social
Dengan adanya persaingan mencari makanan, Mammalia yang terkelompok dalan Primates ada sebagian yang pindah ke atas pohon, atau kehidupan arboreal, sehingga terjadi perubahan pada lat pembau yang tidak begitu penting dan mengalami kemunduran, mocong pendek atau rata, dan alat penglihatan yang menjadi penting berpindah ke depan agar mampu melihat objek dalam 3 dimensi dan dapat melihat warna, terutama buah dan dedaunan. Kaki juga mengalami perubahan, semula empat kaki (quadrupedal) mejadi dua kaki (bipedal), akibatnya tangan menjadi bebes dan dapat menjalankan fungsi yang lain, volume otak semakin besar dan kompleks. Primates dibagi dalam 2 jenis, berdasarkan perkembangannya, yaitu :
1.      Prosimii (golongan derajad rendah) : tree shrew, lemur, tarsius
2.      Ceboidea : kelompok monyet dari dunia baru (Amerika)
Circopithecoidea : kelompok monyet dari dunia lama (Asia, Afrika, Eropa)
Hominiodea : kelompok kera dan manusia, terbagi atas :
a.       Hylobatidae : gibbon dan siamang
b.      Pongidae : gorilla, simpanse, orang utan
c.       Hominidae : manusia





Perbandingan manusia dank era dari segi Biologi :
Pembanding
Manusia
Kera
Budaya
Bersuara,
Memiliki alat-alat hasil budaya sebagai tradisi dan menggunakan alat tersebut,
Dapat mengubah lingkungan untuk keselamatan
Membentuk organisasi social yang berkembang
Tidak berbahasa, hanya berteriak
Hanya menggunakan alat
Tidak dapat mengubah lingkungan ketika ada bahaya
Hidup berkelompok atasa dasar naluri
Biologi
Berdiri tegak, pada satu garis lurus
Berambut sedikit
Tangan bebas
Kapasitas otak 1000-2000 cc, bentuk kepala baik, kening tidak menonjol, dahi vertical dan memnulat kebelakang
Tinggi tubuh 130-210 cm, sebanding dengan panjang tungkai
Pinggul melebar kesamping, panjang dan lebar sesuai
Gigi berukuran hampir sama dan membentuk pola parabola
Hidup pada lingkungan terrestrial
Agak membungkuk
Berambut banyak
Fungsi tangan sama dengan kaki
Kapasitas otak 435-650 cc kening memonjolkedepan, dahi rata atau landai
Tinggi 90-120 cm, tubuh lebih pendek dari pada tungkai
Pinggul sempit
Tampak adanya taring, dan membentuk pola V
Hidup pada llingkungan arboreal

{  Evolusi Hominid (Manusia)
Evolusi pada Hominid atau manusia diduga melalui 4 tahapan, yaitu Australopithecus, Homo habilis, Homo erectus, dan Homo sapiens. Australopithecus merupakan makluk transisi atau makluk yang muncul sebelum manusia. Sedangkan homininae merupakan makluk yang muncul setelah manusia ada.
Australopithecus diseut juga kera selatan didug hidup pada 2 – 5 juta tahun yang lalu pada zaman Pleistocen. Fosilnya pertama ditemukan pada tahun 1924 dan kemudian diteliti oleh Raymond Dart. Australopithecus ada 4 species, yaitu : Australopithecus africanus, Australopithecus robustus, Australopithecus boisei, dan Australopithecus hobilis
Australopithecus africanus ditemukan  di Afrika merupakan spesies pemula yang berevolusi yang menjadi pramanusia bipedal di permukaan tanah. Menggunakan peralatan seperti kaya, batu, atau tulang. Menurut perkiraan, Australopithecus africanus ini berkembang menjadi mahusia purba. Jenis ini memiliki kapasitas otak 450 cc dan memiliki tengkorak yang tebal.
Australopithecus robustus hidup di Afrika seperti A. africanus, jenis ini lebih muda dari pada A. africanus yang lebih kecil, A. robustus merupakan salah satu keturunannya, namun tidak berkembang.
Australopithecus bosei ditemukan di Afrika Timur, memiliki postur yang lebih kekar daripada jenis sebelumnya. Jenis ini lebih maju daripada Australopithecus sebelumnya, gigi telah berkembang menjadi lebih kuat dan rahangnya lebih kekar.
Australopithecus hobilis sering disebut Homo habilis. Jenis ini lebih ramping dari pada jenis lainnya dan memiliki tingkat intelegensia yang tinggi. Setelah dilakukan penelitian, Australopithecus hobilis ini diduga sebagai ancestor manusia modern. Jenis ini kemudian diperkenalkan sebahai perantara antara Australopithecus dengan homo erectus.
Hominiae, ditemukan beberapa species yang terkait, yaitu : Pithecantropus, Megantropus palaeojavanicus, Homo neanderthalensis, dan Homo sapiens. Pithecanthropus sendiri ditemukan 3 jenis menurut tahapan evolusinya , yaitu : P. robustus, P. erectus, P. soloensis.
Pithecanthropus diduga hidup pada 2-0,2 juta tahun yang lalu, juga disebut sebagai manusia kera. Menurut tahapan evolusinya, yaitu :
-          P. robustus atau  Pithecantropus modjokertensis, fosil ini ditemukan di Perning, Modjokerto, Jawa Timur pada tahun 1936 oleh Cokrohandoyo, berupa tengkorak anak-anak berusia 6 tahun. Kemudian ditemukan fosil serupa di Sangiran, Jawa Tengah.
-          P. erectus, fosil ini ditemukan pertama kali oleh Eugene Duboispada tahun 1891 di Trinil, Jawa Timur. Spesies ini lebih maju dari pada P. robustus karena telah mempunya tungkai yang lebih maju tetapi memiliki otak primitive, rongga otaknya setengah dari Homo sapiens. Hidup secara komunal, dan menggunakan bahasa yang masih sederhana.
-          P. soloensis pertama kali ditemukan pada tahun 1932 oleh Oppenorth, di Ngandong, Blora, Jawa Tengah. P. soloensis lebih maju dan merupakan peralihan dari P. erecrus dengan Homo sapiens.
Mengantropus palaeojavanicus posisinya masih dipertanyakan karena hanya ada satu temuan, ada kemungkinan species ini berdiri sendiri atau bergabung dengan Pithecantropus.
Homo neanderthalensis fosilnya ditemukan di luar Indonesia, seperti di Eropa dan Asia Barat. Diduga hidup pada 200.000 – 40.000tahun yang lalu. Species ini merupakan makluk yang ulet tetapi tidak begitu liar, memiliki rongga otak yang hamper sama dengan manusia modern.
Homo sapiens yang paling awal ditemukan adalah Homo wadjakensis (manusia Wajak), ditemukan di Wajak, Campurdarat, Tulung Agung, Jawa Timur, pada tahun 1889, oleh Eugene Dubois. Spesies ini diduga hidup sekitar 40.000 tahun yang lalu. Homo sapiens yang modern telah mengenal cocok tanam dan menjinakkan binatang, sehingga dapat mengelola lingkungan dan mengembangkan peradaban menjadi manusia modern.
Manusia modern berdasarkan warna kulit,  dibedakan menjadi 5 ras pokok, yaitu :
a.       Mongoloid, memiliki kulit berwarna kuning-coklat tua
b.      Kaukasid, warna kulit bervariasi antara kuning hingga coklat
c.       Negrid, warna kulit antara hitam hingga coklat tua
d.      Khoisanid, warna kulit antara coklat kemerahan hingga colkat tua
e.       Australomelanesid, warna kulit antara kemerahan hingga coklat tua.
Di Indonesia pada awalnya adalah Australomelanesid, kemudian menikah dengan Mongoloid menghasilkan Proto-Melayu, kemudian menikah lagi dengan Mongoloid menghasilakan Indonesia-Melayu
{  Evolusi Alat Budaya
Peralatan budaya tertua berkisar antara 2 – 3 juta tahun, semua alat yang dibuat sebagai batu ialah yang sering disebut batu kerakal. Nama ini tidak dipakai lagi, nama tepatnya ialah alat perimbas atau batu perimbas. Secara kronologis ala-alat zaman batu dapat dibedakan menjadi :
  1. Paleolitik (Zaman Batu Tua), alat-alat yang digunakan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana. Diantara perkakas batu hasil buatan manusia plesttosen yang menonjol adalah kapak perimbas yakni sejenis kapak yang digenggam dan berbentuk massif. Selain itu contoh peralatan lainnya antara lain, kapak penetak, proto kapak genggam, dsb.
  2. Mesolitik (Zaman Batu Tengah), alat-alat budaya yang digunakan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Beberapa contoh alat-alat Mesolitik antara lain ; kapak genggam Sumatera, alat tulang, serpih, bilah, dsb.
  3. Neolitik (Zaman Batu Baru), alat-alat budaya yang digunakan pada masa bercocok tanam. Beberapa contoh alat-alat Neolitik antara lain ; belium persegi, kapak lonjong, mata panah, gelang batu,dsb.


 Kemudian berlanjut lagi ke alat-alat budaya logam, yang bersamaan dengan masa perundagian, beberapa contoh alat-alat pada masa ini antara lain ; benda-benda perunggu, benda-benda besi, gerabah, manik-manik, dsb. Pada masa ini teknologi pembuatan benda-benda jauh lebih tinggi tingkatnya disbanding dengan masa sebelumnya.

{  Evolusi Cara Hidup
Berdasarkan perkembangan otak yang masih belum optimal, maka teknologi, alat-alat berkomunikasi dan organisasi sosial masih serba terbatas. Mereka melakukan cara hidup berburu dan meramu, terbatas pada hewan kecil. Dengan perkembangan evolusinya mereka mampu membuat alat yang lebih kompleks, organisasi sosial mulai berkembang terbukti dengan adanya pembagian pekerjaan berdasar jenis kelamin dan komunikasi sudah mulai mampu bertutur. Mereka sudah mulai merawat anak dan orang tua serta menggunakan api. Penggunaan api, diantaranya untuk memasak, cahaya, berburu, maupun menghangatkan. Dengan demikian ia mampu mengadakan perburuan-perburuan terhadap hewan besar.
Pada awalnya mereka hidup menggembala (herding), dan tergantung alam, akan tetapi lama-kelamaan sudah mulai tinggal menetap. Sebagai contoh ; mereka mulai belajar bercocok tanam dan menjinakan binatang, dengan demikian ia memperoleh kekuasaan atas lingkungannya.
Dengan perkembangan dan kebutuhan yang meningkat, maka untuk mengeksploitasi meningkatnya kebutuhan, dibutuhkan spesialisasi yang tinggi, yang menimbulkan meningkatnya cara hidup. Perundagian, dengan terbukti adanya benda atau alat-alat dari logam, seperti perunggu, besi, dsb. Selanjutnya manusia tidak hanya tergantung pada alam, tapi juga berusaha untuk dapat mandiri walaupun tidak sepenuhnya, maka terciptalah ekosistem yang baru, yakni praindustri, yang kemudian berlanjut ke industri.

{  Evolusi Manusia di Masa Depan
Evolusi manusia di masa depan dipengaruhi oleh faktor-faktor supraorganis, erat hubungannya dengan pembangunan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi manusia dimasa yang akan datang :
  1. Kedokteran
-          Pengaruh terhadap pertambahan jiwa
-          Menurunkan angka kematian, memperpanjang umur anak-anak dengan cacat bawaan/abnormalitas genetic
  1. Pengawasan Populasi
-          Penduduk dunia berlipat, awal masehi, 250 juta menjadi 2 kali pada tahun 1600, 1800, 1930, dan 1975 menjadi 4 Milyar, tahun 2000 menjadi 7-8 Milyar.
-          Perlu pengawasan populasi
  1. Peperangan dan Pendudukan
-          Mempengaruhi demografi dan komposisi penduduk, produksi pangan, kelaparan dan timbulnya penyakit. Menimbulkan arus gena (Perbedaan genetic antara populasi-populasi di dunia makin berkurang)
  1. Pemakaian zat-zat sintetis
-          Pemakaian zat-zat kimia pada makanan dapat menimbulkan kanker, malformasi, mutasi, pemendekkan umur.
  1. Perhubungan
-          Transportasi – mobilitas dan perpindahan manusia makin mudah, sering dan besar-besaran – mempengaruhi arus gena.
  1. Algeni
-          Yakin pengubahan yang dilakukan langsung pada gena – terjadi eugenetika – dapat didampingi oleh eufenetika dan euthenika
  1. Penyelidikan Samudra dan Angkasa
-          Kemungkinan penghunian planet lain – pencemaran angkasa luar
-          Penghunian lautan, baik di permukaan maupun di dasar laut